Mengapa kita perlu memikirkan mobil listrik dimasa yang akan datang

WE SERVE TO ALIVEAutomotive News Mengapa kita perlu memikirkan mobil listrik dimasa yang akan datang

produk masa depan

Ini Alasan Mengapa Kita Harus Beralih ke Kendaraan Listrik?

Bahan bakar bensin atau diesel melepas karbon dioksida ke atmosfer, yang merupakan penyebab utama gas rumah kaca selain gas seperti metana, nitrous oxide dan hydrofluorocarbons. Inilah yang mendorong terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang kita saksikan saat ini. 
 
Hal tersebut didukung laporan Climate Transparency Report 2020 tentang perkembangan upaya pengurangan emisi di negara G20 berdasarkan target Nationally Determined Contribution (NDC). Laporan tersebut menyebutkan sektor transportasi menyumbang 27 persen emisi sektor energi. Adapun kontribusi emisi sektor transportasi meliputi kendaraan berbahan bakar fosil, kendaraan pengangkut berat, dan penerbangan.

Beralih ke Kendaraan Listrik

Salah satu cara untuk menekan mengurangi emisi gas adalah mulai beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle) seperti yang tengah masif dilakukan di negara-negara Eropa. Secara perlahan negara-negara di Eropa meninggalkan kendaraan berbasis bahan bakar fosil.  
Dilansir Reuters, European Environment Agency baru-baru ini mengungkapkan bahwa setiap satu dari sembilan mobil baru yang diproduksi di Eropa adalah mobil rendah emisi berbasis listrik atau hibrida dengan peningkatan penjualan sebesar 3,5 persen dari tahun sebelumnya.
  
Masih dari laporan yang sama, peningkatan penjualan mobil listrik di benua itu telah berkontribusi terhadap penurunan rata-rata emisi Co2 sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya dari total mobil baru yang dijual. Ini adalah penurunan tahunan emisi terbesar sejak Uni Eropa menerapkan standar pada produksi mobilnya di 2010.
 
Saat ini, sebanyak 11 persen dari total 11,6 juta mobil baru yang teregistrasi di Uni Eropa, Islandia, Norwegia dan Inggris Raya, merupakan mobil berbasis listrik dan hibrida. Tren pembelian mobil terus meningkat meskipun di tengah pandemi yang melanda saat ini. Lantas, bagaimana dengan di Indonesia?
 
Tren pemakaian kendaraan rendah emisi di Eropa diharapkan juga dapat diaplikasikan secara masif di Indonesia. Apalagi, pemerintah telah berkomitmen ikut serta mengurangi emisi sebagai aksi nyata mencegah perubahan iklim dunia.
 
Pemerintah Indonesia telah mendorong upaya menekan perubahan iklim dengan menerbitkan regulasi penggunaan kendaraan listrik yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV) untuk Transportasi Jalan.
  
Realisasinya, secara data Indonesia memang masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan Eropa. Pada Semester I/2021, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan mobil rendah emisi mencapai 1.900 unit yang terdiri atas 1.378 unit hybrid, 34 unit plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), dan 488 unit mobil listrik baterai (BEV).
 
Urgensi ini ditegaskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyatakan bahwa kendaraan bermotor menjadi kontributor terbesar atas pencemaran udara di Indonesia. Sebanyak 60 persen polusi udara yang terjadi dikarenakan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang beroktan rendah.
 
 
 


Memanfaatkan Transportasi Massal

Bus listrik MAB (Mobil Anak Bangsa) untuk Transjakarta Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO

zoom-in-whitePerbesar
Bus listrik MAB (Mobil Anak Bangsa) untuk Transjakarta Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Dalam upaya mengatasi permasalahan global, Kementerian Perhubungan mendorong adanya peralihan penggunaan kendaraan alternatif yang ramah lingkungan, seperti berbasis baterai atau listrik, selain dengan mengajak masyarakat untuk menaiki transportasi massal.
 
 Bicara tentang transportasi massal yang ramah lingkungan, belum banyak yang tahu bahwa Indonesia bisa memproduksi transportasi massal yang rendah emisi. Salah satunya adalah produksi bus listrik.
 
 Awal tahun ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan bahwa ada tiga pelaku industri yang siap memproduksi bus listrik di Indonesia dengan kapasitas mencapai 1.200 unit per tahun.
  
Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Mobil Anak Bangsa (MAB), PT Inka, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia. Ketiga pabrikan itu telah menggunakan teknologi penggerak hibrida, plug-in hibrid, dan fuel cell yang sesuai dengan peta jalan Kementerian Perindustrian.
  
Dengan mendorong pengembangan bus listrik di Indonesia, kita dapat membantu dunia menekan pemanasan global dan bencana perubahan iklim yang mengintai. Kendaraan listrik juga dapat menyelesaikan masalah polusi udara yang sangat buruk, tidak hanya untuk lingkungan namun untuk kesehatan masyarakat.
 
 Tak hanya itu, dengan mendorong pengembangan bus listrik dalam negeri artinya kita juga mendukung produksi pabrikan dalam negeri untuk bisa menjadi raja di tanah sendiri. Bukan tak mungkin, merk dalam negeri ini dapat berkiprah di pasar internasional dan membanggakan nama Indonesia.
 
Yuk, kita dukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia! Dengan begitu, kita dapat membantu bumi bernafas dan memberikan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
error: anda tidak bisa mengambil data web ini !!
Skip to content